Rabu, 29 Mei 2013

AZAB BAGI KAUM WANITA DI NERAKA



Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat, renungan khususnya untuk para wanita. Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah saw menangis mankala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw, mengapa beliau menangis.

Beliau menjawab, "Pada malam aku di
isra'- kan, aku melihat perempuan- perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya." Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuandigantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kala jengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri. Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka," kata Nabi saw.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan, "Mengapa mereka disiksa seperti itu?"

*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, Adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

Perempuan yang digantung susunya adalah isteri yang 'mengotori' tempat tidurnya. Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan
perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain. Perempuan yang memotong sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena dia meninggalkan solat dan tidak mahu mandi junub.

Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."

Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.


Senyum =)


Daripada Abdullah bin al-Harith bin Juza’ berkata:
“Aku tidak pernah melihat seseorang yang banyak senyum melainkan nabi”. (Nawawi dari Muslim)

Di dalam riwayat lain:
“Baginda tidak pernah melihat ku melainkan aku menerima seyuman manis daripada Rasulullah saw”. (Tuhfatul Ahwazi – Tirmizi)

Kata Saidina Umar, “Rasullullah SAW tersenyum dan Baginda adalah orang yang paling bagus giginya” (Diriwayatkan Ibnu Hibban di dalam sahihnya)

Saidina Husein menggambarkan bagaimana sikap Rasulullah SAW, beliau berkata, “Aku bertanya kepada ayahku (Saidina Ali ra) tentang adab dan etika Rasulullah SAW terhadap orang-orang yang bergaul dengan Baginda. Ayahku mengatakan, ‘Baginda senantiasa tersenyum, budi pekerti lagi rendah hati,' (sepertimana dalam sebuah hadith yang direkodkan oleh Imam Tirmidzi)

Baginda Rasulullah SAW berkata,
“Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.” (Direkodkan Imam Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi)

Daripada Qis, dari Jabir r.a berkata:
“Nabi saw tidak jauh dari ku sejak aku memeluk Islam. Nabi saw tidak pernah melihat ku melainkan pada wajahnya sentiasa mengukirkan senyuman”. (Fath al-Bari)

Daripada Samak bin Harb berkata:
“Aku berkata kepada Jabir bin Samrah: Adakah tuan pernah duduk dalam majlis Rasulullah SAW? Jawabnya: Ya, banyak kali. Baginda tidak akan bangun dari tempat baginda menunaikan solat subuhnya sehingga terbit matahari. Apabila saya bagun, barulah Baginda bangun. Para sahabat berbual-bual dan kadang-kadang bergelak ketawa dan Rasulullah SAW melemparkan senyumannya”. (Imam Nawawi Syarah Muslim)

Daripada Abu Hurairah r.a berkata; Rasulullah saw telah bersabda:
“Kamu tidak perlu bersusah payah memberikan harta kepada manusia, tetapi memadai kamu melemparkan wajah yang manis (senyuman) dan mempamerkan budi pekerti mulia”. (Faidhul Qadir)

Daripada Abu Zar r.a, berkata, Rasulullah saw bersabda:
“Senyuman yang kamu berikan di hadapan wajah saudara kamu itu adalah sedekah."(Tuhfatul Ahwazi)